Pers Release
WAYANG SANTRI
“SANG PENCERAH”
Dalang: KI ENTHUS SUSMONO
Jum’at 19 Oktober 2012/20.00 wib di Gor UMS Solo
Pertunjukan Wayang Santri “ SANG PENCERAH” adalah pertunjukan premiere yang akan digelar dalam rangka Dies Natalis ke-54 Universitas Muhammadiyah Surakarta, pada hari Jum’at 19 Oktober 2012, jam 20.00 WIB.
Ki Dalang Enthus Susmono yang akan menggawangi proses ekplorasi dan pementasannya akan mengambil tema pendiri Muhammadiyah, KH. AHMAD DAHLAN. Berbeda dengan penggarapan pada film Sang Pencerah, dalam pertunjukanm Wayang Santri yang berdurasi +/- 2 jam ini akan menghadirkan sosok KH. AR. FAKHRUDIN dalam alur-alur pertunjukannya layaknya sebuah dialog imaginer yang segar namun penuh makna. Penataan alur yang tumpang tindih melintas batas kurun waktu yang berbeda, akan diramu menjadi sebuah konstruksi pertunjukan yang utuh, sangat linear dan akan menghadirkan sosok-sosok tokoh utama seperti KH. AHMAD DAHLAN, KH. AR.FAKHRUDIN dan tokoh-tokoh lainnya dalam media wayang 3 dimensi yang akan bergerak dinamis dan sangat hidup yang dibingkai dalam balutan musik pengiring yang sangat bernuansa islami meskipun dominasi musik gamelan sangatlah kental.
Kerinduan masyarakat akan sosok KH. AR. Fakhrudin akan sedikit terobati ketika pertunjukan dimulai. Ki Enthus Susmono sengaja menempatkan awal dialog imaginer dengan KH. AR.Fakhrudin agar pertunjukan wayang santri ini tidak “terjebak” merekonstruksi masa pendirian organisasi Muhammadiyah saja, namun dapat pula merepresentasikan secara implisit kondisi dinamika organisasi Muhammadiyah paska pendirian dan kepemimpinan KH.AHMAD DAHLAN.
Garis besar penggarapan alur cerita “SANG PENCERAH” versi wayang santri adalah rangkain konstruksi perjalanan dan perjuangan KH.AHMAD DAHLAN dalam melakukan pembahuruan Islam di Indonesia. Gambaran situasi dan kondisi umat Islam pada saat itu dimana secara fakta banyak sekali masyarakat yang terlantar dan seakan-akan dibiarkan oleh para pemuka agama. Tidak ada yang tergerak hatinya untuk memperbaiki hidup dan kehidupan mereka. Para pemuka agama dan pengikutnya tidak terusik dan sibuk dengan ritual keagamaan. Situasi demikian kontras, dan dari hari ke hari semakin banyak jumlahnya. Pemahaman agama juga bercampur aduk dengan kepercayaan mistik berlebih-lebihan.
Muhammad Darwisy (nama kecil KH.AHMAD DAHLAN) selalu bertanya di dalam hatinya. Mengapa agama yang diyakininya sebagai rahmatan lilalamin (rahmat atau kebaikan bagi seluruh alam) justru tidak nampak. Dari sinilah cerita akan mengalir menyusuri jejak-jejak perjalanan spiritual dan perjuangan konkret seorang Ahmad dahlan, hingga organisasi Muhammadiyah lahir dan tumbuh berkembang. Kehadiran sosok dan dialog Imaginer dalam penggalan alurnya akan sangat memberikan nuansa lain dalam pertunjukan Sang Pencerah versi Wayang Santri karya Ki Enthus Susmono ini.
Setelah pertunjukan SANG PENCERAH usai, demi memberikan kepuasan penonton/masyarakat umum yang hadir akan dilanjutkan dengan pergelaran wayang kulit dengan lakon “ DEWA RUCI “ – dalang Ki Enthus Susmono , semalam suntuk.
Sumber:
E-mail dari Honggo Utomo